TORCH
BAB I
BAB I
PEMBAHASAN
A.Definisi
TORCH
adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit yaitu Toxoplasma,Rubella,Cytomegalovirus
dan Herpes.(Weller.F,Barbara2005:669
B.JENIS-JENIS TORCH
I.
TOXOPLASMOSIS
a.
Definisi:
Toxoplasmosis adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh toxoplasma gondii.Ibu dengan toxoplasma
gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi.
b.
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaitu toxoplasma gondii
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaitu toxoplasma gondii
c.
manifestasi
klinis
-Sakit Kepala
- Lemah
- Sulit berpikir jernih
-Demam
- Mati rasa
- Koma
-Serangan jantung
- perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
- kejang otot, dan sakit kepala parah
-Sakit Kepala
- Lemah
- Sulit berpikir jernih
-Demam
- Mati rasa
- Koma
-Serangan jantung
- perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
- kejang otot, dan sakit kepala parah
d.
patofisiologi
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing yang
terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang
terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang
terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2
minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat
infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan
dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari
dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di
atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup
sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
e.
Patoflow
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan
keguguran atau bayi lahir mati. Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat
dewasa.
f. penatalaksanaan
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.Pirimetamin dan sulfonamide.Bisa juga di pakai Klindamisin dan azitromisin.
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.Pirimetamin dan sulfonamide.Bisa juga di pakai Klindamisin dan azitromisin.
II.
RUBELA
a. Definisi
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang
khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
b. Etiologi
Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyebabnya
tidak membutuhkan vector.
c. Manifestasi klinis
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorokan
- Ruam kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat.
- Kelenjar leher membengkak
- durasi 3 – 5 hari
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorokan
- Ruam kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat.
- Kelenjar leher membengkak
- durasi 3 – 5 hari
d. Patofisiologi
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan
menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar
keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyerang ke
sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella
akan dieksresikan dari faring. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan
dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu
diperhatikan dalam perawatan bayi di rumah sakit dan di rumah untuk mencegah
terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa
antibodi maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi
ulangan.
e. Patoflow
1. Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil
muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada
4 minggu pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah 80%, sedangkan
jika infeksi terjadi 8-12 minggu maka resikonya menjadi 25%. Rubella dapat
menimbulkan abortus, anomaly congenital dan infeksi pada neonatus
(Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvulsi)
2. Pengaruh rubella pada janin
Rubella
dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan
pada janin.( Sardjono
TW, Hidayat)
f. Penatalaksanaan
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan
infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi.Vaksin rubella dapat
diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella
tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah
pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang di lemahkan
dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
III.
CMV (CYTOMEGALO VIRUS)
a. Definisi
1. Adalah virus yang diklasifikasikan
dalam keluarga virus herpes.
2. Adalah infeksi oportunistik yang
menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
b. Klasifikasi
CMV dapat
mengenai hampir semua organ dan menyebabkan hampir semua jenis infeksi. Organ
yang terkena adalah:
- Cytomegalo virus nefritis( ginjal).
- Cytomegalo virus hepatitis( hati).
- Cytomegalo virus myocarditis( jantung).
- Cytomegalo virus pneumonitis( paru-paru).
- Cytomegalo virus retinitis( mata).
- Cytomegalo virus retinitis gastritis( lambung).
- Cytomegalo virus colitis( usus).
- Cytomegalo virus encephalitis( otak )
- Cytomegalo virus nefritis( ginjal).
- Cytomegalo virus hepatitis( hati).
- Cytomegalo virus myocarditis( jantung).
- Cytomegalo virus pneumonitis( paru-paru).
- Cytomegalo virus retinitis( mata).
- Cytomegalo virus retinitis gastritis( lambung).
- Cytomegalo virus colitis( usus).
- Cytomegalo virus encephalitis( otak )
c. Etiologi
Cytomegalo virus
Cytomegalo virus
d. Manifestasi klinis
-Petekia dan ekimosis.
-Hepatosplenomegali.
-Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
-Retardasi pertumbuhan intrauterine.
-Prematuritas.
-Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
-Purpura.
-Hilang pendengaran.
-Korioretinitis; buta.
-Demam.
-Petekia dan ekimosis.
-Hepatosplenomegali.
-Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
-Retardasi pertumbuhan intrauterine.
-Prematuritas.
-Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
-Purpura.
-Hilang pendengaran.
-Korioretinitis; buta.
-Demam.
-Kerusakan
otak.
e. Patofisiologi
Cytomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus
congenital di Amerika Utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur,
sekret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini
adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah
tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan.
Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi
masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah
penyakit ini.
f. Penatalaksanaan
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi
gejala (misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan
pernapasan).
IV.
HERPES SIMPLEK
a. Defenisi
Adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin,
kulit disekeliling rectum atau daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes
Simplek.
b. Etiologi
Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan
sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
c. Klasifikasi
Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu :
a) HSV – 1
b) HSV – 2
d. Manisfetasi klinik
a) Timbul erupsi bintik kemerahan
disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
b) Kadang-kadang disertai demam seperti influenza
dan setelah 2 – 3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel
disertai rasa nyeri.
e. patofisiologi
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibodi
maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat.
Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf
sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana
secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi
gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibodi sehingga pada serangan
berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada
faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi kembali
sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai
antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
f. Patoflow
Dampak pada kehamilan dan persalinan :
a) Penularan pada janin dapat terjadi hematogen
melalui plasenta
b) Penularan pada janin dapat terjadi
akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban pecah.
c) Penularan pada bayi dapat terjadi melalui
kontak langsung pada waktu bayi lahir.
g. penatalaksanaan
a) Wanita hamil:
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6
minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam
sesudah pecah ketuban.Sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak
dikerjakan secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan
untuk SC
b) Bayi baru lahir:
Dilakukan untuk
pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus virus.Kalau ibu
aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B
selama 5 – 7 hari
Tabel
I : Kelainan Bawaan Pada Bayi Akibat Infeksi TORCH Kongenital (Menurut Sardjono TW, Hidayat 1998;48 : 431-435)
|
Tabel II : Pemilihan Lab Diagnostik
Pada Infeksi TORCH
|
C.CARA PENULARAN
Penularan TORCH pada manusia dapat
melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara aktif (didapat) dan yang kedua, secara
pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut :
1.
Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan
yang terinfeksi (mengandung sista), misalnya daging sapi, kambing, domba,
kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH
ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan yang setengah matang
atau masakan lain yang dagingnya dimasak tidak sempurna, termasuk otak, hati
dan lainnya.
2.
Makan makanan yang tercemar oosista dari feses
(kotoran) kucing yang menderita TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista
akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada
manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang
tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai
beberapa bulan (Howard, 1987).
3.
Transfusi darah (trofozoid), transplantasi
organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium
yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui
luka (Remington dan McLeod 1981, dan Levine 1987).
4.
Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa
menyebabkan menularnya TORCH. Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit
TORCH kemudian melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita (padahal sang
wanita sebelumnya belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut
nantinya akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah diderita oleh
lawan jenisnya.
5.
Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit
TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena
penyakit TORCH melalui plasenta.
6.
Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab
menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang
menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui
penyakit tersebut bisa menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya.
7.
Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih
menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini
bisa terjadi apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat
baju yang baru saja dipakai si penderita penyakit TORCH.
8.
Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
penularan pada manusia, antara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan
buah – buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup,
sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
9.
Air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya
penyakit TORCH. Cara penularannya juga hampir sama dengan penularan pada
hubungan seksual.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA
KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
·
PENGKAJIAN
Identitas klien:
Identitas klien:
a. Keluhan utama: Demam
b. Riwayat kesehatan:
-Suhu tubuh meningkat
-Malaise
-Sakit tenggorokan
-Mual dan muntah
-Nyeri otot
-Suhu tubuh meningkat
-Malaise
-Sakit tenggorokan
-Mual dan muntah
-Nyeri otot
c. Riwayat kesehatan dahulu:
-Kliensering berkontak langsung dengan binatang
-Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
-Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
-Kliensering berkontak langsung dengan binatang
-Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
-Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g. Pemeriksaan fisik
a) mata :
-nyeri
-nyeri
b) Perut :
-diare
-mual dan muntah
-diare
-mual dan muntah
c) Integument:
-suka berkeringat malam
-suhu tubuh meningkat
-timbulnya rash pada kulit
-suka berkeringat malam
-suhu tubuh meningkat
-timbulnya rash pada kulit
d) Muskuloskletal:
-nyeri
-kelemahan
-nyeri
-kelemahan
e) hepar
-hepatomegali
-ikterus
-hepatomegali
-ikterus
·
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIC
a) Anti-Toxoplasma IgM dan
Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
b) Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella
IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
c) Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2
IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
·
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d adanya proses infeksi /
inflamasi.
a) Tujuan :
-mengurangi
nyeri
b) Kriterian hasil :
-Klien
melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
-Klien
tampak rileks
-Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
2. Hipertemia b. d peningkatan tingkat
metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 390c
tubuh menggigil
a) Tujuan:
- Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
b) Kriteria hasil:
-Terjadi peningkatan suhu
-Kulit
kemerahan dan hangat waktu disentuh
-Peningkatan tingkat pernapasan
3. Kekurangan volume cairan b.d tidak
adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan diare
a) Tujuan:
-memenuhi kebutuhan cairan tubuh
b) Kriteria hasil:
-Mempertahankan volume sirkulasi adekuaT
-Tanda – tanda vital dalam batas normal
-Nadi ferifer teraba
-Haluaran
urine adekuat
-Membrane mukosa lembab
-Turgor kulit baik
4. Kurangnya pengetahuan tentang
penyakit b.d terbatasnya informasi
a) Tujuan :
-Klien dan keluarga memahami definisi, tanda
dan gejala, serta cara penanganan penyakit TORCH.
- Keluarga dapat berperan dalam melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita TORCH
b) Kriteria hasil:
-Klien
dan keluarga dapat menjelaskan kembali definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit TORCH
-Keluarga
dapat berperan aktif dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderiat TORCH.
·
RENCANA
TINDAKAN
1. Nyeri b.d adanya proses infeksi /
inflamasi
a) Observasi
adanya nyeri dan tingkat nyeri.
Rasional : Memudahkan tindakan keperawatan
Rasional : Memudahkan tindakan keperawatan
b) Ajarkan
dan catat tipe nyeri serta tindakah untuk mengatasi nyeri
Rasional : Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang dialaminya.
Rasional : Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang dialaminya.
c) Ajarkan
teknik relaksasi
Rasional : Meningkatkan kenyamanan klien
Rasional : Meningkatkan kenyamanan klien
d) Anjurkan
untuk menggunakan kompres hangat
Rasional : Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien
Rasional : Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien
e) Kolaborasi
pemberian analgesik
Rasional : Mengurangi nyeri
Rasional : Mengurangi nyeri
2. Hipertemia b. d peningkatan tingkat
metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 390C, tubuh menggigil.
a)
Observasi dan catat hasil pemeriksaan suhu tubuh klien
Rasional :Menentukan intervensi selanjutnya
b)
Berikan
kompres hangat
Rasional:kompres dapat menurun suhu tubuh yang non farmakologis
c)
Anjurkan
klien banyak minum minimal 1,5 liter/hari
Rasional :hidrasi yang adekuat dapat menurunkan suhu tubuh
dan mencegah kekurangan cairan dan elektrolit.
d)
Pertahankan
kebersihan kulit
Rasional:
kulit yang kotor dapat menghalangi penguapan tubuh terhadap panas.
e)
Kolaborasi
pemberian analgetik
Rasional : penurun panas
3.
Kekurangan
volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan
diare
a)
Observasi
tanda-tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital yang signifikan menandakan
adanya kegawatan.
b)
Observasi
tanda-tanda dehidrasi
Rasional : menentukan intervensi selanjutnya
c)
Anjurkan
klien banyak minum minimal 1,5 liter/hari
Rasional : mempertahankan intake cairan peroral
d)
Anjurkan
dan jelaskan untuk diet lunak rendah serat
Rasional : serat dapat meningkatkan frekuensi bab
e)
Berikan
cairan sesuai batas diet
Rasional : untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
f)
Monitor
intake-out put/24 jam
Rasional : mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit
g)
Kolaborasi
pemberian obat
Rasional : obat diare
4.
Kurangnya
pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi
a)
Jelaskan
tentang penyakit,tanda,gejala tentang penyakit
TORCH
Rasional : pengetahuan dapat meningkatkan kedisplinan
terhadap terapi
b)
Jelaskan
cara-cara pencegahan penyakit TORCH
Rasional : meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga dalam
c)
Berikan
kesempatan bertanya kepada keluarga dan klien
Rasional : memperjelas pengetahuan terhadap penyakit
d)
Anjurkan
upaya berobat rutin
Rasional : terapi yang berkelanjutan dapat memulihkan
keadaan klien
KESIMPULAN
TORCH
adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Toxoplasmosis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toxoplasma gondii. Ibu dengan
toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang
terinfeksi . Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti
toxoplasma gondii yang hidupnya di dalam kucing.
Rubela
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya
rasti demam dan lymphadenopaly suatu toga virus yang dalam penyebabnya tidak membutuhkan
vector.
Citomegalo
virus diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes,infeksi oportunistik yang
menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
Herpes simplek adalah suatu penyakit menular seksual di
daerah kelamin, kulit di sekeliling rectum atau di daerah sekitarnya disebabkan
oleh virus Herpes Simplek. Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek
(HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
Pemeriksaan
diagnostik :
a)
Anti-Toxoplasma
IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
b)
Anti-Rubella
IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
c)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk
mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
d)
Anti-HSV2
IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
Penatalaksaan
:
Toxoplasmosis yang sering di pakai adalah Pirimetamin dan
sulfonamide,bisa juga di pakai
Klindamisin dan azitromisin.
Penanggulangan
infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara
pemberian vaksinasi.Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama
wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil
atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin.
Untuk
Cytomegalo virus Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi
gejala (misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan
pernapasan).
Penanganan
Herpes simplek pada wanita hamil yang menderita herpes genetalis primer dalam 6
minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam
sesudah pecah ketuban.Kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya
diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari.
.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,
Arif.dkk Kapita Selekta Kedokteran.
Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.2001:376
Sardjono TW, Hidayat. Zat anti Toksoplasma pada ibu yang
melahirkan bayi cacat dibeberapa rumah sakit di kodya Malang. Maj Kedok
Indon, 1998;48 : 431-435
Sumampouw H. Infeksi TORCH pada kehamilan. Surabaya:
Lab/UPF Obstetri Ginekologi FK Unair.2005:1-11
Weller.F,Barbara.Kamus saku perawat.Jakarta:EGC:2005:669
HASIL DISKUSI
1.Apakah infeksi toksoplasmosis dapat di tularkan dari interaksi langsung dengan pasien?
Tidak dapat, karena infeksi penularan infeksi ini memerlukan hospes perantara yaitu kucing,anjing,tikus ataupun hewan pengerat lainya yang terkontaminasi toxoplasmagondii. Infeksi ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau interaksi langsung dengan hospes perantara.
2.Mengapa pada infeksi CMV dapat menyebabkan ikterus neonaturium?
Pada infeksi CMV terjadi infeksi sistemik, dimana virus ini telah menyebar ke hepar yang menyebabkan Gangguan ekskresi bilirubin akibat sumbatan dalam hepar (karena infeksi atau kerusakan sel hepar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar